Kamis, 06 Februari 2014

TEKNIK PENANAMAN TANAMAN SAYURAN

TEKNIK PENANAMAN TANAMAN SAYURAN


Tanaman sayuran dapat dikelompokan berdasarkan bagian yang dikonsumsi yaitu :
1.      Sayuran daun ( Sawi, Petsai, Bayam, dll).
2.      Sayuran Buah ( Cabai, Tomat, Terung, dll).
3.      Sayuran Bunga ( Brokoli, Kubis  bunga, dll).
4.      Sayuran Umbi ( Kentang, Wortel, Lobak, Dll).
Benih tanaman sayuran tersebut umumnya memiliki ukuran benih yang kecil sehingga perlu disemai dan diperlakukan khusus untuk menghasilkan bibit yang berkualitas. Benih tanaman sayuran dapat saja disemaikan dengan cara disebar namun, dengan pertimbangan ekonomis. Cara sebar akan sngat merugikan karna mengingat harga benih terutana benih hibrida yang relative sangat mahal. Dengan sistem sebar, ridak semua bibit tidak dapat dipakai, padahal satu benih tanaman sayur harus dapat enghasilkan satu bibit tanaman. Oleh karena itu, benih harus disemai terlebih dahulu.
Adapun cara persemain data diklasifikasikan sebagai berikuut :
A.    Persemaian Benih.
Benih syuran untuk keperluan penanaman di kebun dapat diproduksi sendiri, atau jika ingin memudahkan, benih juga dapat dibeli di toko-toko Pertanian. Biji atau benih cabai diambil dari buah tanaman induk.  Tanaman induk harus berasal dari tanaman yang sehat dan buah yang baik. Tanaman sayuran  yang dijadikan induk pun perlu dipilih yang berjenis murni. Jenis murni artinya tanaman yang tidak berbaur dengan tanaman yang sama atau dari jenis lain. Sebagai contoh misalnya : biji cabai merah jangan di biarkan bercampur dengan biji cabai keriting.
Selain harus berasal dari tanaman induk pilihan, buah yang akan diambil bijinya harus berbentuk sempurna,  tidak cacat, bebas hama penyakit,  dan umurnya cukup tua.
Buah yang memenuhi syarat diatas dipotong menjadi tiga bagian yng setiap bagianya harus sama panjang. Biji untuk benih diambil dari potongan tengah. Potongan bagian tengah ini umumnya memiliki biji yang padat, lebih banyak, dan kemungkinansudah mengalami penyerbukan sempurna. Potongan yang dipilih kemudian dibelah dan bijinya dikeluarkan untuk dijemur sampai kering.
Selain cara diatas, ada cara lain untuk mendapaatkan benih yang baik. Buah yang terpilih dapat langsung dikeringkan tanpa dipotong terlebih dahulu. Bila akan digunakan, buah kering tersebut dipotong menjadi tiga bagian, dan biji dari potongan bagian tengah saja yang diambil.
Setelah biji untuk benih diperoleh, tahapan selanjutnya adalah melakukan seleksi biji untuk mendapatkan benih yang baik. Seleksi ini dilakukan bertujuan untuk mendapakan benih  dengan daya tumbuh yang baik. Ppenyeleksian dilakukan dengan cara calon benih dimasukan kedaam ember, atau bak yang berisi air kemudian di aduk-aduk. Dengan cara ini akan tampak biji yang mengembang dan yang tenggelam. Biji yang mengembang adalah biji yang kurang baik untuk benih. Biji ini merupakan biji yang tidaak berisi (kosong). Sebaliknya, biji yang tenggelam merupakan biji yang berisi. Cara diatas merupakan cara untuk memilih biji sebagai benih yang baik dari buah yang terpilih. Namun, bagaimana jika binih diperoleh dari pembelian yang sudah jadi?  Cara memilih benih demikian pun sama dengan memilih benih dari biji yang diperoleh dari proses pengeringan sendiri.
Selain persyaratan tersebut, biji calon benih harus memiliki cirri fisik yang baik. Cirri fisik ini antara lain : bentuk, ukuran, dan warna yang seragam, permukaan kulit bersih, tidak keriput, tidak cacat dan kulitnya berwarna cerah.

B.     Persiapan Media Persemaian
Media semai yang digunakan untuk menanaman benih sayuran merupakan campuran dari tanah dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandinagn 1 : 1 atau disesuaikan dengan keadaan keduanya.
Sebelum dicampurkan, tanah harus diayak dahulu. Hasil ayakan tanah inilah yang kemudian dicampurkan dengan kompos. Pengayakan ini bertujuan agar butir-butir tanahnya seragam sehingga bibit nantinya mudah berkembang dan terbebas dari kotoran sisi perakaran dan kotoran lain. 
Media tanaman yang telah siapkan untuk media semai diaduk rata kemudian dimasukan kedalam Koker (bumbungan daun pisang) yang telah disiapkan. Pengisian media semai sebaiknya tidak terlalu penuh (cukup 90% penuh ) sambil ditekan-tekan.
Untuk penataan Koker, cara konvesional yang biasa dipakai adalah menggunakan wadah ceper, seperti kotak kayu, baki, atau tray setinggi 8-10 cm yang telah diberi beberapa lubang dibagian dasarnya untuk keperluan drainase. Kemudian tatanam Koker diletakan pada tempat yang terlindung, bisa pada bangunan persemaian setengah lingkaran yang ditutup plastic benih atau pada ruang persemaian ( Rumah Baying).
C.    Persiapan Bumbungan (Koker).
Koker yang di gunakan pada persemain benih Cabai sebaiknya dilakukan dengan menggunakan daun Pisang yang digulung dengan menggunakan paralon atau bambu sebagai alat bantu dengan ukuran koker tinggi 7 cm diameter 3 cm. Koker disusun diataas penampang persemaian yang telah dilubangi sebagai tempat pembuangan kelebihan air.
Sebelum bumbungan di isi dengan media campuran tanah halus dan kompos, bahan media semai tersebut dicampur merata, lalu dimasukan kedalam bumbungan (Koker).
D.    Persemaian Benih
Benih sayuran disemaikan satu persatu kedalam 1,0  - 1,5 cm, lalu ditutup dengan pupuk kandang atau kompos ataupun tanah hasil ayakan setipis mungkin. Berikutnya semua bumbung (koker) yan telah diisi benih sayuran disimpan dibedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basa atau daun pisang selama 3 hari agar cepat berkecambah. Pada hari ke-4 setelah benih berkecambah, tutup karung goni atau daun pisang harus segara dibuka agar bibit tidak mengalami etolasi. Benih yang sudah disebarkan atau sudah ditanam harus dilindungi dari terpaan sinar matahri ataupun air hujan. Untuk itu,  persemaian dalam koker (bumbungan daun pisang) harus diletakan di ruangan persemaian atau dapat pula diteras rumah.
Pemeliharaan persemaian meliputi  : penyiram setiap pagi dan sore tergantung keadaan cuaca. Selain kegiatan penyiraman, kegiatan penyiangan (pembersihan Gulma) dipersemaian juga harus dilakukan minimal 1 kali.

E.     Penaungan
Sebaiknya pembibitan diberi pelindung atau naungan yang terbuat dari kayu dan atap daun lalang atau bahan lain. Pembuatan naungan ini sebaiknya dibuat sebelum benih disemai supaya benih tidak terganggu ketika pembuatan naungan. Tempat persemaian diberi naungan (atap) dengan arah timur-barat. Untuk menghindari terinya sinar Matahari dan derasnya terpaan air hujan.

SELAMAT MENCOBA, SUKSES……!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar